Langgam.id - Potensi kebakaran hutan di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) cukup besar. Apalagi menurut prediksi BMKG, dalam rentang waktu Agustus-September 2019 ini, cuaca panas akan melanda sebagian besar wilayah Sumbar. Kondisi ini dikhawatirkan memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar atau pun membuat api unggun. Lalu, jangan sembarangan membuang puntung rokok. Ini juga memicu terjadinya kebakaran,” kata Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi, Rabu (21/8/2019).
Menurutnya, kebakaran hutan dan lahan terjadi karena berbagai faktor. Ada karena unsur kesengajaan dan ada pula karena faktor kelalaian. Namun, pihaknya akan terus melakukan pencegahan dengan cara mendeteksi dini kebakaran.
Apalagi, pihaknya juga telah memiliki Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Brigade dan Masyarakat Peduli Api (MPA) sebagai perpanjaganan tangan di lapangan. Jika terjadi kebakaran, unit ini akan langsung bergerak dan memberikan laporan.
“Mereka sangat membantu pemerintah jika tiba-tiba peristiwa kebakaran terjadi,” katanya.
Sebelumnya, Selasa malam (20/8/2019), kebakaran hutan terjadi di Kota Padang, tepatnya di kawasan Bukit Nobita. “Ya kami sudah padamkan api tadi malam. Pemadaman dilakukan manual. Sebab lokasi kebakaran berjarak 2 kilometer di atas perbukitan,” katanya.
Di sisi lain, sepanjang 2019, jumlah titik hotspot di kawasan hutan wilayah Sumbar jauh berkurang dibandingkan tahun 2018 lalu.
"Jauh berkurang dari tahun lalu. Beberapa titik masih ada yang terpantau. Di antaranya, Pesisir Selatan, Sijunjung, itu pun telah padam,” katanya. (*/ICA)