Pengasuhan dalam Dunia Digital

Pengasuhan dalam Dunia Digital

Syafitri Ikhnas. (Doc. Pribadi)

Orang tua adalah teladan bagi anak. Orang tua adalah pelindung utama anak. Namun menjadi teladan sekaligus pelindung bagi anak di dunia digital adalah hal yang sangat menantang. Karena dunia digital tidak diam di tempat, ia terus mengalami perubahan dengan cepat. Kecepatannya seringkali melampaui kapasitas orang tua, yang sehari-hari masih harus berhadapan dengan dinamika dunia nyata.

Dunia digital tidak bisa dihindari, ia adalah bagian dari realitas. Tanpa perlu membuka layar gawai, kita tetap menemukannya; dalam percakapan di meja makan, diskusi basa basi dengan tetangga, isian wajib dalam formulir pendaftaran, juga di poster promosi yang tertempel di warung sayur pinggir jalan. Bahkan udara yang kita hirup sudah jenuh dengan sinyal wifi.

Meskipun generasi saat ini dikatakan sudah digital sejak lahir, dan diyakini memiliki kemampuan adaptasi digital yang lebih baik. Kenyataannya mereka tetap membutuhkan pendampingan dan bimbingan. Karena dunia digital bukan hanya soal fasih berjaringan dan piawai memanfaatkan fitur, namun juga tentang perilaku dan keamanan.

Dunia digital memiliki banyak resiko. Livingston dan Haddon (2008) menyebutkan tiga resiko utamanya; konten, kontak dan pelaku. Resiko konten adalah ketika anak terekspos pada informasi yang tidak layak, resiko kontak merupakan kemungkinan anak akan berkomunikasi dengan teman atau kerumunan yang berbahaya, dan resiko pelaku adalah ketika anak menjadi pelaku utama yang berkontribusi menyebarkan informasi tidak tepat dan menjadi penyebar ancaman bagi orang lain.

Selain itu juga terdapat berbagai resiko kesehatan fisik dan mental. Yang paling sering digemakan adalah resiko kecanduan gawai, ketika anak menarik diri dari dunia nyata dan hanya fokus pada gawainya.

Sayangnya masih banyak orang tua yang tidak menaruh perhatian penuh pada berbagai resiko ini. Beranggapan anak akan bisa menemukan jalannya sendiri di belantara dunia digital, dan akan bisa bertanggung jawab dengan perilakunya. Bahwa masalah yang ditemukan dalam dunia digital tidak akan jadi lebih buruk daripada masalah dunia nyata.

Golongan orang tua ini merasa sudah cukup berperan dengan memberikan anak gawai, lalu menutup diri dari percakapan tentang aktivitas digital anak dengan alasan tidak nyambung lagi.

Bagi orang tua yang mulai mewaspadai, malah mendapati dirinya dalam posisi dilematis. Di satu sisi mereka harus mendorong anak memanfaatkan dunia digital untuk keperluan akademis dan sosial. Namun di sisi lain mereka juga harus mampu meminimalkan resiko dan menekan efek negatif dari aktivitas anak di dunia digital.

Bingung untuk menentukan keseimbangan antara keduanya. Akhirnya menyerahkannya pada aplikasi parental control yang sengaja dipasang di gawai anak, namun acap kali terkecoh dengan manuver anak yang memang akan selalu selangkah lebih mahir dalam hal digitalisasi.

Maka orangtua perlu membentuk kebiasaan berpikir baru. Mengganti rasa ketidakmautahuan menjadi rasa penasaran terhadap yang dihadapi oleh anak dalam kesehariannya. Mengasah kepekaan agar lebih responsif terhadap perkembangan dan kebutuhan anak. Membuka diri terhadap pola pengasuhan efektif, dengan tetap berpegangan pada norma keluarga.

Mengajari diri sendiri soal literasi digital, mengikuti kelas, searching internet ataupun diskusi dengan sesama orang tua lainnya. Menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya, namun syukurnya kita dibekali moralitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.

Mendampingi anak menggunakan gawai, bukan soal membuat peraturan ketat ataupun memilih aplikasi yang bisa mengontrol anak. Tujuan jangka panjangnya adalah menjadikan anak berdaya membuat pilihan dalam hidupnya, memiliki keterampilan untuk meregulasi dirinya sendiri. Sebuah keterampilan dimana anak secara mandiri bisa memantau, menilai dan memilih tindakan yang tepat.

Sejak usia 3-4 tahun anak sebenarnya sudah memiliki modal dasar untuk mengendalikan perilakunya, meskipun masih membutuhkan bantuan orang lain. Dengan latihan, pembiasaan dan dampingan yang tepat dari lingkungannya, anak akan semakin ahli untuk bertindak dengan sadar akan konsekuensi baik dan buruk dari perilakunya. Hingga tumbuh menjadi individu mandiri yang bertanggung jawab.

Dimulai dari percakapan dengan anak sebelum dan sesudah konsumsi konten rutin terjadi. Membiasakan keluarga bertukar cerita pengalaman eksplorasi di dunia digital, mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memancing cerita dan humor.

Interaksi hangat dalam keluarga selain membangun kelekatan juga terbukti efektif menjadi pembuka keran diskusi bersama, langkah awal menemukan strategi yang tepat memanfaatkan dunia digital sesuai tahap perkembangan anak.

TIdak cukup diucapkan, strategi bersama tersebut perlu dituliskan dalam bentuk kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama yang dibuat dengan didahului oleh diskusi, memudahkan anak untuk memahami betapa pentingnya kesepakatan bersama dibuat. Menimbulkan motivasi untuk menjalankannya secara proaktif dan konsisten bersama-sama. Tidak hanya ditegakkan oleh orang tua semata.

Momen percakapan juga bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi tentang cara kerja dunia digital yang sesungguhnya. Bahwa dunia digital merekam jejak setiap penggunanya dengan baik, ada ketentuan pemakaian usia yang tidak boleh dilanggar, dan bahwa ada banyak resiko yang beriringan dengan banyak manfaatnya. Tidak hanya untuk anak, agar kita pun senantiasa ingat memeriksa perilaku digital kita.

Bagaimanapun orang tua tetap teladan terbaik anak, dan keteladanan yang baik tidak terjadi dengan sendirinya. Orang tua juga harus berupaya menjadi sosok yang bijak dan bertangggung jawab dalam penggunaan gawai. Dengan cara menunjukkan tata krama pemakaian gawai dan berperilaku digital yang baik.

Anak perlu melihat upaya tidak henti orang tua untuk menjadi sosok teladan. Ini akan menjadi modal anak untuk ikut berusaha menerapkan norma yang kita tanamkan dan memahami ketidaksempurnaan kita sebagai orang tua.

Mengingat hal tersebut di atas, orang tua juga perlu ingat untuk menjaga privasi anak. Pastikan untuk tidak menyebarkan informasi pribadi anak seperti tempat tinggal, sekolah, bagian tubuh pribadi, jadwal harian dan sebagainya. Menghargai privasi anak dalam kesehariannya, agar anak juga memahami konteks soal menjaga privasi. Jika anak memiliki akun media sosial misalnya, berteman atau ikutilah akunnya, namun jangan jadi penguntitnya.

Dunia digital menjadi menakutkan ketika anak tidak dipersiapkan. Kabar baiknya orang tua bisa mendampingi anak untuk memiliki kompetensi digital yang cukup. Dengan bimbingan, dunia digital bisa dimanfaatkan untuk mengasah kecerdasan masa depan anak. Diantaranya kecerdasan terkait keamanan, kritis, kolaborasi dan kreativitas.

Bayangkan anak hidup bertumbuh di masa depan, penuh tanggung jawab menjalankan apapun perannya, berkolaborasi dengan berbagai pihak, menggunakan produk tepat guna yang berasal dari kreativitasnya sendiri maupun bersama rekannya. Impian yang terasa begitu tinggi, namun perlu dipegang agar orang tua selalu bersemangat untuk mencari cara.

Percaya bahwa anak mampu, bahkan sebelum anak membuktikan pada dirinya dan dunia bahwa ia bisa berhasil. (*)

Syafitri Ikhnas adalah Korwil Rangkul Regional Sumatera

Baca Juga

Berita Sawahlunto - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Tambang Ombilin bakal dijadikan perjalanan wisata minat khusus.
Masuk Kurikulum Muatan Lokal, Modul P5 WTBOS Diuji Coba di SMAN 1 Sumbar
Kota Padang Bersatu untuk Pendidikan Maju
Kota Padang Bersatu untuk Pendidikan Maju
BSI Dukung Peningkatan Pendidikan di Sumatra Barat Lewat Beasiswa
BSI Dukung Peningkatan Pendidikan di Sumatra Barat Lewat Beasiswa
Pj Wako Padang Paparkan Pentingnya Pendidikan Berkelanjutan untuk Optimalkan Bonus Demografi
Pj Wako Padang Paparkan Pentingnya Pendidikan Berkelanjutan untuk Optimalkan Bonus Demografi
Asysyfa Maisarah, Anak Buruh Tani Asal Limapuluh Kota Merajut Mimpi di UGM
Asysyfa Maisarah, Anak Buruh Tani Asal Limapuluh Kota Merajut Mimpi di UGM
ITP Sahkan MoU dengan INTI International University Malaysia
ITP Sahkan MoU dengan INTI International University Malaysia