Langgam.id - Silek Arts Festival (SAF) 2019 kembali ditabuh, Senin (19/8/2019). Pembukaan pagelaran budaya ini ditandai dengan peluncuran buku Ensiklopedia Silek Minangkabau yang ‘diracik’ Dinas Kebudayaan bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas (Unand).
Secara simbolis, buku setebal 197 halaman sebagai pengantar gelaran SAF yang akan dilangsungkan mulai tanggal 19 hingga 31 Agustus 2019 ini, diserahkan Kepala Dinas Kebudayaan Sumatra Barat (Sumbar) Gemala Ranti kepada Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Sekretaris Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI Sri Hartini.
“Buku ini sebagai wujud upaya menyebarluaskan informasi tentang silek dan menjadikannya sebagai pengetahuan bersama. Beragam informasi tentang silek dalam buku ini diharapkan menjadi salah satu referensi dan sumber pengetahuan bagi generasi selanjutnya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gelama Ranti.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Ensiklopedia Silek Minangkabau Sudarmoko mengatakan, buku yang diluncurkan tersebut masih dalam edisi terbatas. Namun akan segera dicetak ulang dengan beberapa penambahan, terutama foto dan ilustrasi.
Menurutnya, secara konten, isi ensiklopedia itu bersifat ‘terbuka’. Artinya, bisa diperbaharui secara terus menerus hingga menjadi informasi yang lebih utuh dan lengkap.
“Masih banyak entri tentang silek yang belum masuk dalam buku itu. Masih butuh penambahan dan penyempurnaan. Mudah-mudahan dalam penerbitan selanjutnya, bisa ditambahkan entri-entri yang masih tercecer,” katanya.
Ketua LPPM Unand Dr. Ing Uyung Gatot S Dinata mengatakan, ensiklopedia merupakan media yang terjaga kualitas informasinya. Sebab, telah melewati tahapan-tahapan yang semaksimal mungkin merangkum informasi sesuai dengan bahasannya.
Entri yang disusun dalam buku itu diantaranya; sasaran, gerak, aliran, senjata, pakaian dan seluruh ekosistem silek. “Tapi, pokok bahasannya sangat luas. Masih ada informasi yang belum terangkum sehingga tetap dibutuhkan upaya lanjutan untuk penyempurnaan,” katanya.
Di sisi lain, SAF 2019 dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Sekretaris Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Sri Hartini. Ikut hadir dalam acara itu sejumlah kepala daerah dan tuo-tuo silek di daerah Minangkabau.
Gubernur Sumbar Irwan mengapresiasi usaha dan semangat untuk melestarikan silek agar makin dikenal oleh setiap generasi. “Ini adalah budaya kita yang memiliki nilai dan falsafah yang dalam. Jangan sampai hilang ditelan waktu,” katanya.
Senada dengan itu, Sekretaris Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI Sri Hartini mengatakan, SAF dalam platform Indonesiana merupakan upaya "gotong-royong". Dengan kata lain, bersama-sama membangun iklim positif dalam pengelolaan festival budaya di daerah.
Ia juga membuka secara resmi Pameran Seni Rupa "Garak jo Garik" di Galeri Taman Budaya Sumbar. Pameran itu akan menampilkan 40 karya perupa yang mengekspresikan pembacaan atas falsafah silat selama sepuluh hari mulai 20-30 Agustus 2019. (*/RC)