Coretan Dinding di Ngalau Tarang Kamang Awal Abad ke-20, Vandalisme yang Menyejarah

Langgam.id- Grot van Kamang bij Fort de Kock

Grot van Kamang bij Fort de Kock - 1939 (KITLV 69769)

Coretan di dinding, batu, atau pun objek lain akan lazim ditemukan pada sejumlah objek wisata, terutama di Sumatera Barat. Di Gunung Marapi, dalam pendakian beberapa tahun lalu tersebar cukup banyak coretan pada batu-batu cadas.

Tidak hanya objek wisata alam, sejumlah objek peninggalan sejarah berupa bangunan pun adalah sasaran empuk untuk dicoret. Bagi yang pernah melakukan pendakian ke Gunung Marapi atau pun senang mengeksplorasi bangunan bersejarah, tentu akan pernah bertemu hal-hal yang disebutkan di atas.

Kebiasaan corat-coret itu bukanlah hal yang baru, sebuah foto Ngalau Tarang Kamang, Kabupaten Agam tertanggal tahun 1939 sudah memiliki coretan di bagian didingnya. Foto tersebut berjudul 'Grot van Kamang bij Fort de Kock' yang jika dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia berarti Gua Kamang di Fort de Kock. Data digital foto tersebut dapat diakses di koleksi digital Universiteit Leiden dengan kode KITLV 69769.

Dari seluruh coretan tersebut, salah satunya menuliskan angka 1916. Coretan lain yang merujuk pada keterangan berupa penanggalan adalah 'LIM DENG TIT. 10-2-39' dan 'KANA d.K 6-4-39'. Coretan itu berada di bagian pintu masuk ngalau atau gua, hampir seluruh dinding bagian luar sudah terisi tulisan.

Selain penanggalan, coretan-coretan itu pada umumnya memuat tulisan nama orang, seperti; DAHLAN, TAZZAR, DOLLY, AZIZ LAHAT, LIAN HONG P. SIDEMPUAN, RAHMAN, dan lain sebagainya. Coretan-coretan itu diperkirakan baru ada setelah tahun 1910. Hal itu merujuk pada sejumlah foto pada objek yang sama dan diambil pada waktu yang berbeda. Pada beberapa foto Ngalau Tarang yang diambil pada tahun 1910 (KITLV 1402123) dan yang lebih tua tahun 1880 (KITLV 3099), belum terlihat ada coretan.

Terdapat beberapa informasi menarik dari sejumlah coretan yang ada, seperti informasi tentang siapa saja yang datang berkunjung ke ngalau tersebut. Kunjungan ke Ngalau Tarang pada awal abad ke-20 tidak hanya oleh masyarakat sekitar, akan tetapi juga pengunjung dari luar daerah, seperti Padang Sidempuan yang saat ini menjadi bagian dari Provinsi Sumatra Utara dan Lahat di Sumatra Selatan.

Adanya kunjungan dari berbagai daerah ke Ngalau Tarang sejak akhir abad ke-19 mengindikasikan lokasi ini sudah menjadi tujuan wisata sejak lama. Secara geografis, akses menuju Ngalau Tarang cukup mudah, jaraknya dari jalan raya hanya sekitar 100 meter. Dari pinggir jalan yang menghubungkan Pakan Sinayan dan Tarusan, di sebelah kanan akan terlihat bukit yang ditumbuhi pepohonan. Melewati tepian sawah, Ngalau dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki.

Berkenaan dengan coretan, sebagian pendapat mengindikasikan itu sebagai tidak vandalisme. FBI Uniform Crime Report (1996) menyebutkan vandalisme adalah perusakan benda milik orang lain tanpa adanya persetujuan dengan cara memotong, merobek, melanggar, menandai, menggambar, melukis, atau menutupi dengan kotoran dan perlakuan lainnya yang ditentukan oleh hukum setempat. Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian vandalisme didefenisikan lebih umum, yaitu perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya).

Jika merujuk pada coretan yang terdapat pada dinding Ngalau Tarang Kamang sejak awal abad ke-20, maka tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan vandalisme. Sekalipun demikian, tulisan ini pada dasarnya tidak bertujuan untuk menjustifikasi bahwa tidakan tersebut adalah sebuah kesalahan. Dari perspektif lain, coretan-coretan itu menjadi sebuah bukti yang ikut merekam jejak manusia pada suatu masa tertentu. Melalui coretan-coretan yang ada, setidaknya dapat diketahui bahwa Ngalau Tarang sudah menjadi tujuan kunjungan bagi sejumlah orang sejak lama.


Syahrul Rahmat Dosen Sejarah STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Baca Juga

Gamawan Fauzi
Semua Ada Akhirnya
Menhir Maek Tiang Peradaban yang Selaras dengan Semesta
Menhir Maek Tiang Peradaban yang Selaras dengan Semesta
Demi Kemajuan Sumatra Barat, Kita Lebih Butuh Pulang Kampung daripada Merantau
Demi Kemajuan Sumatra Barat, Kita Lebih Butuh Pulang Kampung daripada Merantau
Tanjung Barulak Menolak Pajak
Tanjung Barulak Menolak Pajak
Reformasi (Bagian I): Retrospeksi
Reformasi (Bagian I): Retrospeksi
Gosip Online
Gosip Online