Langgam.id - Seekor harimau Sumatra yang mati di Kenagarian Sontang Cubadak, Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat (Sumbar) dikubur warga di tengah perkampungan. Warga menolak bangkai harimau itu dibawa petugas untuk pemeriksaan.
"Masyarakat tidak mau melepas dan menguburkan harimau tersebut di tengah-tengah perkampungan," kata Kapolres Pasaman AKBP Dedi Nur Andriansyah dalam laman resmi Polres Pasaman, Minggu (15/8/2021).
Dedi mengatakan, warga sempat berdialog dengan pihak kepolisian, BKSDA, anggota DPRD, dan pemuka masyarakat soal penanganan bangkai harimau itu. Pihak BKSDA meminta warga melepas bangkai harimau itu untuk dibawa ke rumah sakit hewan.
Pihak KSDA, kata Dedi, juga bersedia membawa 3 orang warga setempat untuk menyaksikan autopsi terhadap harimau tersebut. Namun hasil dialog itu tidak disepakati warga.
"Sewaktu petugas mau membawa harimau tersebut masyarakat tidak setuju, dan telah berusaha melakukan penggalangan," ungkap Dedi.
Baca juga: Harimau Sumatra Mati di Pasaman, BKSDA Menduga Dehidrasi Berat
Diberitakan sebelumnya, seekor harimau Sumatra mati di Kenagarian Sontang Cubadak, Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat (Sumbar), Sabtu (14/8/2021). Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar menduga, hewan dilindungi tersebut mati akibat dehidrasi berat.
Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono dalam siaran persnya mengatakan, pihaknya pada Sabtu pagi sekitar pukul 9.00 WIB menerima laporan dari salah seorang anggota DPRD Kabupaten Pasaman. Ia mengatakan, dapat laporan dari warga yang melihat harimau sakit dan tertidur di dekat Bendungan Sontang, di Kenagarian Sontang Cubadak.
Ia mengirimkan video harimau yang masih hidup dengan kondisi lemas kepada BKSDA. Hasil analisa video tersebut, dokter hewan di BKSDA menduga, harimau tersebut mengalami dehidrasi berat. BKSDA kemudian berkoordinasi dengan Polsek Panti dan Koramil Rao untuk mengamankan harimau yang sakit.
BKSDA juga berkoordinasi dengan kepala dinas kehutanan provinsi selaku wakil ketua tim koordinasi penanganan konflik satwa di Sumbar untuk mendapatkan tenaga medis. Juga dengan Pemerintah Kabupaten Pasaman dan Kapolres Pasaman untuk meminta dukungan personil guna mengamankan harimau itu.
“Tim BKSDA meluncur ke lokasi dengan membawa kandang dan juga mempersiapkan dokter hewan dari Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi,” kata Ardi, yang juga dihubungi langgam.id via telepon.
Sesampai di lokasi, harimau Sumatra sempat mendapatkan perawatan oleh petugas medis dari Puskeswan Dua Koto. “Kondisi suhu badan yang tinggi kotoran berwarna hitam. Selanjutnya diberikan obat dan vitamin, namun pukul 11.00 WIB Harimau tersebut dinyatakan mati,” ujarnya.