Langgam.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Sumatra Barat (Sumbar) triwulan I 2021 terkontraksi sebesar 0,16 persen (y-on-y).
"Ekonomi Sumbar triwulan I 2021 terkontraksi sebesar 0,16 persen (y-on-y), menurun dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,89 persen," ujar Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sumbar Hefinanur dalam rilisnya, Rabu (5/5/2021).
Ia menjelaskan bahwa, kontraksi terjadi pada sembilan lapangan usaha dengan beberapa yang terbesar. Antara lain penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,69 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 10,13 persen, serta pengadaan listrik dan gas 8,41 persen.
Kemudian terangnya, untuk lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan, jasa keuangan merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 8,87 persen. Diikuti oleh informasi dan komunikasi sebesar 6,71 persen, serta pengadaan air sebesar 6,59 persen.
Hefinanur menambahan, struktur perekonomian Sumbar menurut lapangan usaha triwulan I 2021 didominasi oleh tiga kategori utama. Yaitu, pertanian, kehutanan dan perikanan (21,96 persen).
"Kemudian, perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor 15,72 persen dan transportasi dan pergudangan 10,41 persen," sebutnya.
Ia mengungkapkan, bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sumbar triwulan I 2021 (y-on-y), informasi dan komunikasi merupakan sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,53 persen. Diikuti industri pengolahan sebesar 0,36 persen, serta dan pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,32 persen.
Hefinanur menyebutkan, bahwa ekonomi Sumbar di triwulan I 2021 mengalami kontraksi sebesar 0,59 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Hal ini disebabkan oleh sembilan lapangan usaha di Sumbar mengalami kontraksi.
Diantaranya yang terbesar seperti, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 5,52 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 5,47 persen, serta industri pengolahan sebesar 4,48 persen.
"Sementara beberapa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan, antara lain jasa lainnya 8,99 persen, jasa keuangan 4,50 persen dan informasi dan komunikasi 4,24 persen," ujarnya. (*/yki)