Langgam.id - Pasca kebakaran Pasar Lubuk Alung, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman bergerak cepat untuk membangun kios penampungan agar para korban kembali bisa berjualan. Sedikitnya, sebanyak 110 kios penampungan akan dibangun di lahan bekas kebakaran.
Hanya saja, proses pembangunan kios penampungan baru bisa dilakukan setelah keluarnya hasil resmi uji laboratorium forensik (Labfor) Medan. Sehingga, area kebakaran steril untuk proses penyelidikan pihak kepolisian.
Hal ini dibenarkan Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur. Menurutnya, pembangunan kios penampungan akan dikoordinasikan oleh panitia posko kebakaran yang telah dibentuk.
"Memang direncanakan didirikan di area kebakaran itu, meski panitia dan Ninik Mamak serta tokoh masyarakat lainnya mencari lokasi lain. Tapi kuatnya (rencana), di area lokasi kebakaran," ujar Suharti Bur dihubungi langgam.id, Senin (15/7/2019).
Menurut Suhatri Bur, total bangun yang terbakar di Pasar Lubuk Alung mencapai 150 kios. Namun, kios yang berisikan dagangan milik pedagang hanya 110 kios yang terdiri dari berbagai macam dagangan.
"Makanya, hanya 110 kios penampungan yang rencana didirikan. 40 kios lainya itu hanya kios kosong," katanya.
Suhatri Bur belum bisa memastikan apakah dagangan korban memiliki asuransi atau tidak. Namun, ia memastikan para pedagang akan dibantu dari pemerintah provinsi, Baznas, hingga pemerintah kabupaten. Sehingga pedagang bisa segera menggelar dagangannya dan beraktivitas kembali.
"Dana penampungan nanti orang perorangan. Itu nanti dari baznas dan kabupaten, hingga pemerintah provinsi," tutupnya.
Seperti diketahui kebakaran Pasar Lubuk Alung ini terjadi pada Kamis (11/7/2019) malam. Informasi yang diterima langgam.id, api mulai membara sekitar pukul 21.00 WIB.
Sejauh ini, dalam penyelidikan tim identifikasi sidik jari dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polda Sumbar serta tim Labfor Medan telah turun dan mencek area kebakaran untuk proses penyelidikan. (Irwanda/RC)