Langgam.id- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo mengatakan pihaknya mencatat 98 persen sungai di Indonesia sudah tercemar.
Doni menyebutkan kebanyakan sungai-sungai yang tercemar berada di kota-kota besar di Indonesia. Hampi semua sungai di Pulau Jawa misalnya berada di kondisi kritis dan sangat kritis.
"Sudah hampir pasti tidak ada lagi sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk air minum dari sungai-sungai itu," katanya saat Rapat Koordinasi BNPB di Padang, Senin (24/12/2019).
BNPB juga sudah pernah mengundang pihak PDAM untuk membicarakan soal kondisi sungai. Mereka mencoba mencari tahu apakah sungai yang tercemar itu bisa menghasilkan air minum atau tidak.
"Para direktur PDAM mengatakan kondisi air hanya bisa sampai menjadi air bersih, tidak bisa untuk minum," katanya.
Sementara untuk sungai-sungai yang berada di Sumbar menurutnya masih terjaga hingga saat ini. Hal itu disebabkan karena kebudayaan orang Minang yang menjaga lingkungan.
"Orang minum dari sumber air yang paling bersih, mendapatkan air paling berkualitas, rasanya tidak ada lagi di provinsi manapun yang airnya sebaik di Sumatra Barat," katanya.
Menurutnya di Sumbar masih ditemukan masyarakat yang minum air langsung dari sumur maupun dari sungai. Hal ini membuktikan bahwa air masih dalam kondisi baik di Sumbar.
"Kalau kita jujur, di kota besar lainnya hampir pasti tidak ditemukan ada penduduk yang minum air langsung dari sumur maupun dari sungai karena sudah sebagian besar sudah tercemar," katanya.
Dia juga mengingatkan, bahwa untuk memajukan sumber daya manusia tidak hanya bergantung dengan pendidikan tetapi juga dengan terciptanya lingkungan yang bersih dan baik. Kesadaran ini harus dikembangkan agar masyarakat mau menjaga lingkungan.
Ia mengharapkan agar masyarakat terus menjaga sumber air di Sumbar. Dicontohkannya di negara lain seperti Jerman, pemerintahannya mati-matian menjaga sumber air. Bagi yang merusak sumber air maka akan mendapatkan sanksi yang sangat berat.