50 Persen Penduduk Sumbar Bergantung pada Pertanian

penas 2022

Ilustrasi - Seorang petani membajak di sawah ditemani burung bangau. (Foto; Hendra)

Langgam.id - Lebih 50 persen atau tepatnya 50,84 persen penduduk Sumatra Barat bergantung dari usaha pertanian pada 2018. Angka tersebut diperoleh dari 2.751.688 jumlah anggota keluarga petani di Sumbar dibandingkan dengan 5.411.844, jumlah penduduk Sumbar.

Demikian disimpulkan dari hasil Survei Pertanian Antar Sensus (Sutas) 2018 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2 Januari 2019 dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk Sumbar 2018 yang dirilis pada 4 Januari 2019.

Berdasar data Sutas 2018 yang ditandatangani Kepala BPS Suhariyanto tersebut, terdapat 693.023 rumah tangga yang hidup dari usaha pertanian di Sumbar. Jumlah anggota rumah tangga tersebut mencapai 2.751.688 yang terdiri dari 1.359.881 laki-laki dan 1.391.807 perempuan.

Sementara, untuk nasional, terdapat 27.682.117 rumah tangga yang hidup dari usaha pertanian di Indonesia.Jumlah anggota rumah tangga tersebut mencapai 98.311.908 yang terdiri dari 49.529.459 laki-laki dan 48.782.449 perempuan.

Dengan demikian, bila dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk Indonesia pada 2018 yang berjumlah 265 juta, maka presentase masyarakat secara nasional yang bergantung pada usaha pertanian hanya 37,1 persen.

Data Sutas 2018 juga menyebutkan, jumlah petani di Sumbar 872.948 orang yang terdiri dari 595.519 laki-laki dan 277.429 perempuan. Jumlah tersebut 16,13 persen dari jumlah penduduk Sumbar.

Bila dibandingkan dengan angka nasional, persentase jumlah petani di Sumbar juga lebih tinggi. Di seluruh Indonesia dalam survei itu disebutkan hanya terdapat 33.487.806 petani. Itu artinya hanya 9,17 persen dari total 265 juta jumlah penduduk Indonesia.

Selain itu, dari 693.023 rumah tangga usaha pertanian di Sumbar, jumlah rumah tangga di tiap subsektor usaha pertaniannya adalah padi (374.047), palawija (80.608), hortikultur(294.596), perkenunan (444.620), peternakan (255.525), budidaya ikan (32.587), penangkapan ikan (9.294), budidaya tanaman kehutanan (35.167), subsektor kehutanan lainnya (4.216), dan jasa penunjang pertanian (13.625).

Dalam pengantar survei tersebut, BPS menyebutkan, pertanian merupakan sektor utama yang berperan penting pada perekonomian nasional. Baik dalam menyerap tenaga kerja, maupun sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, dan penyumbang devisa. Di samping itu, juga menggerakkan sektor lain dalam perekonomian nasional.

Bertitik tolak dari kondisi tersebut, menurut BPS, perhatian akan ketersediaan data sektor pertanian yang lengkap, akurat, dan terkini sangat dibutuhkan. Hal itu bisa jadi acuan bagi pemerintah maupun para pemangku kepentingan dalam perencanaan dan perumusan kebijakan. (HM)

Baca Juga

Sumatera Barat, sebuah provinsi yang dikenal memiliki sejarah politik yang kaya dan beragam, selalu menunjukkan dinamika politik yang unik.
Mengatasi Hambatan Investasi dan Mengoptimalkan Potensi Ekonomi Sumatera Barat
Irigasi Banda Taluak Bawah Tuntas, Petani: Sekarang Sudah Bisa Bayar Kuliah Anak
Irigasi Banda Taluak Bawah Tuntas, Petani: Sekarang Sudah Bisa Bayar Kuliah Anak
Inovasi Pertanian: Pemberdayaan Kader PKK Melalui Pelatihan Hidroponik
Inovasi Pertanian: Pemberdayaan Kader PKK Melalui Pelatihan Hidroponik
PAD Padang Jelang Tutup Tahun Masih Jauh di Bawah Ekspektasi
PAD Padang Jelang Tutup Tahun Masih Jauh di Bawah Ekspektasi
Faperta UNAND Gelar Konferensi Internasional Bahas Pertanian Berkelanjutan
Faperta UNAND Gelar Konferensi Internasional Bahas Pertanian Berkelanjutan
Transformasi Penyuluhan Pertanian untuk Kaum Muda
Transformasi Penyuluhan Pertanian untuk Kaum Muda