Langgam.id - Irwan Prayitno dan Nasrul Abit resmi mengakhiri jabatan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) periode 2016-2021 sejak Jumat (12/2/2021). Selama 5 tahun memimpin pemerintahan, keduanya tidak pernah berkonflik.
Irwan Prayitno mengatakan dirinya mengucapkan terimakasih kepada Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit. Ia mengatakan menjadi mitra selama 5 tahun tidak pernah ada masalah sedikitpun. Semua yang dibicarakan berjalan dengan lancar. Bekerja juga dengan lancar saja.
"Hubungan kami rasanya selama 5 tahun tidak ada masalah sedikitpun, mau pergi kemanapun melapor, memberitahu berjalan dengan baik, memimpin rapat alhamdulillah berjalan baik, kita saling mengisi saling berbagi tugas," katanya.
Baca juga: IP-NA Akhiri Jabatan, Alwis Resmi Jadi Pelaksana Harian Gubernur Sumbar
Menurutnya jika dibandingkan dengan kepala daerah lain di Sumbar, mungkin tidak ada yang seakrab dirinya dengan Nasrul Abit. Dirinya tidak pernah mengungkap kejelekan Nasrul Abit. Ini adalah suatu peninggalan baik untuk pemimpin selanjutnya, bahwa memimpin itu harus dengan kebersamaan.
Dia pernah melihat sejumlah bupati walikota yang memiliki hubungan tidak baik dengan wakilnya, kemudian diingatkan. Kalau hubungan tidak baik ini terus dilanjutkan, maka yang akan rugi dirinya sendiri di Pilkada selanjutnya. Masyarakat Sumbar tidak suka melihat pemimpinnya berkonflik.
"Saya sudah ingatkan, pak kalau begini diteruskan maka kalau maju sekali lagi kalah, betul hampir semua yang konflik kalah, siapa yang menonjol konflik dengan wakilnya dan nampak agresif maka dia yang kalah," ujarnya.
Sementara itu, Nasrul Abit mengatakan selama ini dirinya tidak pernah konflik dengan Irwan Prayitno sebagai gubernur karena tau diri dengan posisinya. Selama menjabat sebagai wakil gubernur dia belajar aturan apa kewenangan wakil gubernur, apa yang bisa dilakukan dan apa yang tidak bisa dilakukan.
Baca juga: Usai Lepas Jabatan, Irwan Prayitno-Nasrul Abit Kompak Jadi Khatib dan Muazin
"Kita tentu punya etika, boleh kita berpikir lebih maju tapi keputusan tetap di gubernur, boleh kita membuat keputusan bersama OPD, tapi keputusan terakhir tetap di gubernur," ujarnya.
Dirinya tidak pernah mau mendahului apapun keputusan gubernur selama menjadi wakil gubernur. Alhamdulillah selama 5 tahun tetap bersama dan ini merupakan sebuah kenangan yang baik.
Sementara itu, Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan sudah biasa fenomena bupati walikota di Sumbar konflik dengan wakilnya. Rata-rata hanya 1 tahun kemesraanya, lalu berkonflik. Tahun ke 2 mulai berantakan dan tidak sejalan.
"Saya pastikan masa Irwan Prayitno dan Nasrul Abit tidak pernah ditemukan celah konflik sedikitpun," katanya.
Padahal keduanya berasal dari latar belakang sangat berbeda yaitu Irwan Prayitno sebagai politisi ulung dan Nasrul Abit dari birokrat ulung. Keduanya juga berasal dari 2 partai politik yang berbeda.
"Saya tidak pernah menyaksikan Pak Irwan Prayitno menjelekkan Pak Nasrul Abit, dan saya juga tidak pernah melihat Pak Nasrul Abit menjelekkan pak Irwan, dalam kondisi apapun," katanya.
Hal ini menurutnya sangat luar biasa, karena marwah kepala daerah menjadi terangkat. Berbeda dengan kepala daerah yang berkonflik dengan wakilnya, marwahnya hilang di tengah masyarakat. Hilang rasa hormat masyarakat kepadanya.
"Terimakasih atas keteladanan yang beliau berdua lakukan dan melihatkan kepada kita secara bersama-sama," katanya. (Rahmadi/HFS)