Langgam.id - Sebanyak 38 unit sekolah di Kabupaten Agam yang berada di sekitar Gunung Marapi, meniadakan kegiatan luar ruangan.
Hal ini merupakan kebijakan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Agam karena dampak Gunung Marapi yang masih mengeluarkan abu vulkanik.
Kadisdikbud Agam, Isra mengatakan, ke-38 sekolah tersebut terdiri dari 32 Sekolah Dasar (SD) dan enam Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan jumlah siswa sekitar ribuan orang.
Isra menambahkan, ke-38 sekolah itu berada di Kecamatan Canduang sebanyak 17 unit SD dan 3 unit SMP. Kemudian, di Kecamatan Sungai Pua sebanyak 15 unit SD dan 3 unit SMP.
“Ini berdasarkan pendataan yang kita lakukan di dua kecamatan yang terdekat dengan Gunung Marapi,” ujar Isra dikutip dari amcnews.co.id pada Jumat (19/1/2024).
Isra mengungkapkan, bagi sekolah yang berada di sekitar Gunung Marapi dan sering terdampak erupsi, telah meniadakan kegiatan di luar kelas. Seperti olahraga, upacara dan kultum.
“Tidak ada kegiatan di luar kelas seperti olahraga, upacara, kultum dan lainnya,” bebernya.
Meski begitu, kata Isra, hingga kini ini siswa masih bisa belajar tatap muka dengan ketentuan harus memakai masker ke sekolah.
“Kemudian sekolah diberikan kewenangan untuk mengambil keputusan apabila terjadi peningkatan abu vulkanik,” tuturnya.
Kewenangan itu terangnya, berupa menghentikan pembelajaran di sekolah, mengurangi jam pelajaran, memulangkan siswa lebih cepat. Atau untuk sementara mengumpulkan siswa pada tempat yang dianggap aman dan tidak membahayakan.
“Ini dalam rangka pengurangan risiko dampak dari erupsi gunung yang dialami siswa,” ujarnya. (*/yki)