InfoLanggam - Sebanyak 10 orang guru besar (Profesor) di lingkungan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang resmi menerima Surat Keputusan (SK) dari Menteri Agama Prof Dr Nazaruddin Umar MA, Selasa, 25 Maret 2025.
Penyerahan SK ini dilaksanakan secara daring dengan lokasi masing-masing perguruan tinggi setempat. Khusus di UIN Imam Bonjol Padang prosesi ini dihadiri langsung Rektor Prof Dr Hj Martin Kustati MPd, Warek II Dr Testru Hendra MAg, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Prof Nelmawarni PhD.
Kemudian juga hadir Direktur PPS Prof Dr Firdaus MAg, Dekan Fakultas Dakwah & Ilmu Komunikasi Dr Wakidul Kohar MAg. Kegiatan ini dilaksanakan di aula lantai 2 (dua) rektorat, Kampus III Sungai Bangek Balai Gadang.
Secara simbolis 185 orang guru besar di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri yang ditetapkan penyerahan SK-nya ini diterima perwakilan dari UIN Banten dan UIN Syarif Hidayatullah di aula Kementerian Agama Pusat dipimpin langsung Sekjen Kemenag RI Prof Dr Phil. Kamaruddin Amin, MA.
Dari jumlah tersebut 10 orang guru besar diantaranya berasal dari UIN Imam Bonjol Padang. 10 Profesor tersebut masing-masing, Prof. Dr. Yasrul Huda, MA, dengan disiplin keilmuan (Sejarah Pemikiran Hukum Islam), Prof. Dr. Yasmadi, M.Ag (Ilmu Bahasa Arab), Prof. Dr. Andri Ashadi, M.Ag (Agama dan Studi Perdamaian), Prof. Ahmad Wira, M.Ag, M.Si, Ph.D (Ekonomi Syari’ah).
Kemudian, Prof. Dr. Abrar, M.Ag (Politik Hukum Islam), Prof. Dr. Elfia, M.Ag (Fiqih Mawaris), Prof. Dr. Efrinaldi, M.Ag, (Politik Hukum Keluarga Islam), Prof. Hulwati, M.Hum, Ph.D (Ekonomi dan Keuangan Islam), Prof. Dr. Rozalinda, S.Ag, M.Ag (Perbankan dan Keuangan Islam) dan Prof. Dr. Zainal Azwar, M.Ag (Ushul Fiqh).
Rektor UIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd mengatakan bahwa para guru besar ini punya tanggung jawab besar terhadap kemaslahatan umat.
"Dan, karya-karya ilmiah harus lebih fundamental dan bisa menjadi penyelesai dan memberikan solusi bagi masyarakat dan umat yang saat ini berada dalam dunia globalisasi dan era kemajuan teknologi yang serba canggih. Karya itu pun harus pula dipatenkan dengan sebuah hasil nyata karya dari seorang profesor," ujarnya.
"Mulai dari saat ini dan ke depan, kita semua harus punya komitmen untuk terus menghasilkan karya dan bisa mendapat tempat pada selain nasional juga pada level internasional," bebernya.
Untuk mewujudkan itu semua, terang Martin, perlu dikembangkan dan dihidupkan sejumlah konsersium dengan sejumlah organisasi, pemerintahan, perusahaan yang tujuannya adalah untuk ikut serta bersama atau menyatukan sumber daya manusia guna mencapai tujun secara bersama.
"Berdasarkan keilmuan yang beragam dan dimiliki oleh para guru besar yang ditetapkan hari ini, maka asal kita mau dan bekerja keras, semua keinginan itu direalisasikan. Apalagi, kita juga sudah mempunya hubungan kerja di beberapa negara di dunia," ucapnya.
"Tinggal lagi, kita melakukan action dengan cepat dan meningkatan research. Research ini pun agar lebih berkualitas, kita akan selalu melibatkan mahasiswa dan mereka ini adalah aset kita di perguruan tinggi. Artinya ada kolaborasi dalam tridharma perguruan tinggi," sambungnya. (*)