Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Mahyeldi berpesan, dalam situasi susah saat ini, hati umat, hati rakyat itu perlu dijaga.
Langgam.id - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah turut berkomentar soal pernyataan Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas yang menggemparkan Indonesia.
Hal itu disampaikan Mahyeldi dalam talkshow 1 Tahun Pemerintahan Mahyeldi-Audy yang dilegar Langgam.id hari ini, Kamis (24/2/2022).
Dalam talkshow itu, Mahyeldi megungkapkan, bahwa salah satu kesuksesan Indonesia hingga saat ini, terjaganya NKRI.
"Oleh sebab itu, makanya kita perlu berjaga-jaga, di dalam berkomunikasi, dalam menyampaikan, menggunakan istilah-istilah, karena memang ramainya kita itu," ujar Mahyeldi dalam talkshow tersebut.
Bahkan, kata Mahyeldi, dalam banyak kenyataan, dengan ucapan, kata-kata, justru bisa direspons oleh satu pulau besar.
"Kita juga lihat ada kasus-kasus yang terjadi beberapa belahan nusantara ini, kenapa? karena dalam ucapan kata-kata," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Mahyeldi juga mengingatkan pentingnya menjaga ucapan atau kata-katan dengan sebuah pepatah.
"Mulut kamu harimaumu, kan begitu. Jadi, kita memang harus menjaga hati umat ini, bangsa ini, apalagi saat-saat sekarang ini, dalam keadaan susah, dalam keadaan payah" jelasnya.
Mahyeldi menekankan, selain pandemi yang berdampak terhadap semua lini kehidupan, termasuk ekonomi, harusnya betul-betul merawat sinergi ataupun ucapan.
"Untuk itu, kita memang perlu berhati-hati, berjaga-jaga. Kalau tidak, tentu ini akan merugikan kita semua. Hati rakyat, hati umat, saya kira, itu adalah yang perlu kita jaga sebaik-baiknya," kata Mahyeldi.
Diberitakan sebelumnya, pernyatan Yaqut Cholil Qoumas soal memisalkan suara azan dan gonggongan anjing, itu dissampaikan saat kunjungan kerja ke pekanbaru.
Plt. Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Sekretarian Jenderal Kemenag RI, Thobib Al Asyhar mengatakan, bahwa Yaqut bukanlan membandingkan suara azan dengan suara anjing.
“Tapi, Menag sedang mencontohkan tentang pentingnya pengaturan kebisingan pengeras suara,” ujar Thobib melalui keterangan tertulisnya, Kamis (24/2/2022).
Saat itu, sebut Thobib, Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan bahwa hidup di masyarakat yang plural diperlukan toleransi.
Jadi, lanjut Thobib, perlu pedoman bersama agar kehidupan harmoni tetap terawat dengan baik, termasuk tentang pengaturan kebisingan pengeras suara apa pun yang bisa membuat tidak nyaman.
Baca juga: Ketua LKAAM Sumbar Haramkan Menteri Agama Injak Ranah Minang
"Dalam penjelasan itu, Gus Menteri memberi contoh sederhana, tidak dalam konteks membandingkan satu dengan lainnya, makanya beliau menyebut kata misal,” katanya.
—