Langgam.id - Kepanitiaan di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup BEM KM Universitas Andalas, Green Rangers Event (GRE), sukses menggelar kegiatan Eco Expo GRE 2025 pada Sabtu (6/9/2025).
Acara ini menjadi penutup rangkaian kegiatan GRE setelah sebelumnya menggelar Roadshow, Competition, dan Action.
Mengusung tema “From Trush to Treasure” kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat, khususnya mahasiswa, akan pentingnya pengelolaan sampah dan pemanfaatan barang bekas menjadi produk yang bernilai guna.
Presiden Mahasiswa Universitas Andalas, Dedi Irwansyah mengapresiasi partisipasi komunitas, UMKM, serta para peserta yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara.
Berbagai komunitas dan UMKM ikut ambil bagian dalam memeriahkan Expo ini dengan membuka stan yang menampilkan produk ramah lingkungan.
Beberapa di antaranya adalah Bank Sampah Nahda, Bank Sampah Ampang Saiyo Mandiri, Organisasi Daur Ulang Padang, Bank Sampah Insan Oke, Bank Sampah Pondok Permai, PKBM Tenggang Raso, Junen Tailor, Utiah Rajut, dan Eco Print.
Kehadiran mereka tidak hanya memperkenalkan produk daur ulang tetapi juga mengedukasi pengunjung tentang pentingnya mengelola limbah rumah tangga secara bijak.
Sesi utama acara ini adalah presentasi karya peserta lomba daur ulang yang menghadirkan ide-ide kreatif dalam mengolah limbah. Acara yang dipandu oleh MC non-formal Khansa dan Filji ini mendapat sambutan hangat dari para pengunjung yang antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan.
Dengan adanya Eco Expo GRE 2025, panitia berharap masyarakat semakin teredukasi tentang pentingnya gaya hidup ramah lingkungan. Selain itu, kegiatan ini menjadi bukti bahwa sampah bukan sekadar limbah, melainkan sumber kreativitas dan peluang ekonomi jika dikelola dengan tepat.
Memasuki salah satu rangkaian acara Eco Expo Green Rangers Event 2025, yaitu pameran pengenalan stand-stand Eco Expo. Para massa sangat antusias melihat barang hasil karya Eco Expo yang sangat beragam dan unik.
Dimulai dari stand pertama yaitu Bank Sampah Nahda, yang berfokus pada barang kerajinan yang terbuat dari barang bekas, dari yang utuh berbahan barang bekas maupun setengah barang bekas.
“Saya merasa sangat terhormat dan senang bisa diundang dalam acara Eco Expo Green Rangers Event 2025, sangat amat memotivasi anak sekolahan yang ikut serta membuat kerajinan,” ujar Sur, pemilik Bank Sampah Nahda.
Stand kedua yaitu PKBM UMK Tanggang Raso, juga berfokus membuat barang berbasis daur ulang yang di olah menjadi barang mempunyai nilai guna/jual.
PKBM merupakan wadah tempata kreativitas yang sudah berstandar nasional. Harga barang nya pun baragam mulai dari Rp10.000 untuk sebuah gantungan kunci hingga Rp350.000 untuk sebuah tas laptop.
Selanjunya standa ketiga yaitu Bank Sampah Insan Oke Politeknik Ati Padang, berfokus dengan bahan daur ulang sz x menggunakan teknologi tambahan. Bank Sampah Ampang Saiyo Mandiri, berfokus awal berkegiatan menampung sampah dari masyarakat/para nasabah.
Tidak hanya itu Bank Sampah Ampang Saiyo mempunyai inovasi dalam pengelolaan sampah yang menciptakan barang daur ulang yang mempunyai nilai guna, seperti jam dinding dari tutup botol dan tutup cat dinding.
“Sekecil apapun peran-peran kita akan sangat berdampak besar terhadap lingkungan kita,” ucap Nora Fitria selaku direktur Bank Sampah Ampang Saiyo.
Bank Sampah Pondok Permai menghasilkan produk ecoenzym yang terbuat dari sampah organik seperti buah-buahan dan sayur-sayuran yang mempunyai banyak kegunaan mulai dari untuk mencuci piring, kendaraan, dan hingga obat sakit gigi.
Dimana awalnya tidak diperjualkan, akan tetapi karena banyaknya permintaan dari customer sehingga diperjualkan. Dan ada juga ecobrik untuk pengganti batako sebuah rumah.
Tak kalah menarik juga Organisasi Daur Ulang Padang/Organisasi Daur Ulang Produktif (DUP). Organisasi ini mempunyai program unggulan ialah sosialisasi tentang bilah-bilah sampah, membentuk Entrepreneur daur ulang.
Kemudian membuat kerajinan kain perca menjadi dress, tampak meja dari sedotan aqua, tas dari kantong dan ada ganci dari tutup botol yang dilelehkan dan dipadatkan. Serta kerajinan barang hias kayu yang berbahan dari sampah kayu yang terdampar di bibir pantai. (*)